Skip to main content

Featured

034-Culagopalaka Sutta.

CULAGOPALAKA SUTTA Pendahuluan Seperti sutta 33, Sutta ini juga memperkenalkan kiasan mengenai penggem­bala cakap/mampu/tangkap dan tidak cakap tetapi mereka ini dipakai pada per­soalan subyek yang berbeda. Seorang penggembala (sapi) yang tidak cakap di­bandingkan dengan guru-guru agama yang tidak trampil di dalam dunia ini (karena mereka tidak tahu mengajar orang-orang hidup dengan penuh kedamaian, begitu juga guru lainnya karena mereka memilik kebahagiaan sendiri); dunia yang akan datang ( tidak mengetahui tindakan apa yang dianjurkan untuk mencapai kelah­iran kembali yang baik, atau memegang pandangan penghancur lainnya yang menya­takan tidak ada kehidupan berikutnya); yang menjadi milik Mara (seluruh dunia diliputi oleh keinginan dan hawa nafsu, sekalipun surga rasa keinginan atau buah atas dari keinginan itu menjadi milik Mara); apa saja yang bukan milik Mara (adalah dunia yang berupa atau tanpa rupa yang berada diluar jangkauan Mara; dasar mereka bukan keing

032-Mahagosingasutta.

MARAGOSINGA SUTTA

32

1. Demikianlah yang saya dengar.

Pada suatu waktu Sang Bhagava bersama-saina dengan para bhikkhu thera yaitu: Sariputta, Maha Moggallana, Maha Kassapa. Anuruddha Revata, Anandadan para bhikkhu thera lainnya berada di hutan Sala Gosinga.

2. Diwaktu malam bhikkhu Maha Moggallana bangkit dari meditasi, beliau menemui bhikkhu Maha - Kassapa dan berkata kepadanya : "Avuso Kassapa, marilah kita pergi menemui bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhamma. "Baiklah, Avuso," jawab bhikkhu Kassapa. Lalu bhikkhu Maha Moggallana,,bhikkhu Maha Kassapa dan bhikkhu Anuruddhu menemui bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhamma.

3 . Bhikkhu Ananda melihat mereka sewaktu pergi menemui bhikhhu. Sariputta untuk mendengarkan Dhamma. Ketika ia melihat mereka, ia menemui bhikkhu Revata dan berkata kepadanya: " Avuso Revata, bhikkhu Maha Moggallana dan bhikkhu lainnya pergi menemui bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhamma. Marilah kita juga pergi menemui bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhanuna". "Baiklah, Avuso", jawab bhikkhu Revata. Kemudian bhikkhu Revata dan bhikkhu Ananda menemui bhikkhu Sariputta untuk mendengarkan Dhanima.

4. Bhikkhu Sariputta melihat bhikkhu Revata dan bhikkhu Ananda mendatangi. Ketika beliau melihatnya, beliau berkata kepada bhikkhu Ananda:'Selamat datang Ananda, silahkan Ananda, pengiring Sang Bhagava, yang selalu dekat dengan Sang Bhagava. Avuso Ananda, Hutan pohon Sala Gosinga sangat menyenangkan, malam disinari bulan, pohon-pohon Sala semua bermekaran, semerbak dan wanginya seakanakan memancarkan aroma surgawi: 'Bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga'.

"Sariputta, dalam hal ini seorang bhikkhu setelah belajar (mendengar) banyak, mengingat apa yang dipelajarinya, merangkum apa yang telah dipelajari: berupa dhamma yang sedemikian indah pada awal, pertengahan dan akhir, dengan pengertian dan ungkapan (yang benar) sebagaimana ditegaskan dalam kehidupan suci yang benar-benar sempurna dan murni.

Dhamma seperti ini yang banyak dipelajari, diingatnya, dirangkumnya secara lisan, dijaganya dengan pikiran, diresapinya dengan baik oleh pandangan benar: ia mengajarkan Dhamma kepada empat kelompok orang dengan ungkapan-ungkapan dan suku-suku kata yang lengkap dan tidak meragukan bagi lenyapnya kecenderungan-kecenderungan (anusaya) yang laten. Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan pada Hutan pohon Sala Gosinga."

5. Setelah hal itu dikatakan, bhikkhu Sariputta berkata kepada bhikkhu Revata; " Avuso Revata, bhikkhu Ananda telah berbicara sebagaimana menurutnya. Sekarang kami menanyakan kepada bhikkhu Revata: Hutan pohon Sala Gosinga sangat menyenangkan, malam disinari bulan, pohon-pohon Sala semua bermekaran, semerbak dan wanginya seakanakan memancarkan aroma surgawi:"Bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga ?'.

'Sariputta, dalam hal ini, seorang bhikkhu berbahagia dalam pengasingan diri, merasa bahagia dalam pengasingan diri, mengabdikan dirinya pada ketenangan pikiran, tidak melalaikan Jhana, memiliki pandangan terang, sering menyepi di pondok-pondok meditasi, Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga.'

6. Ketika hal ini dikatakan, bhikkhu Sariputta berkata kepada bhikkhu Anuruddha: "Avuso Anuruddha, bhikkhu Revata telah berbicara sebagaimana menurut beliau. Sekarang kami menanyakan kepada bhikkhu Anuruddha:'Avuso Anuruddha, Hutan pohon Sala Gosinga sangat menyenangkan ...' bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga ?

"Sariputta, dalam hal ini, seorang bhikkhu me'ngamati alam semesta dengan mata dewa (dibbacakkhu), yang suci dan melampaui kemampuan mata manusia biasa. Sebagaimana seseorang dengan mata (yang baik) sewaktu ia pergi ke teras tingkat atas istana sehingga dapat mengamati seribu kerangka roda: demikian juga, seorang bhikkhu mengainati seribu alam dengan mata dewa, yang suci dan melampaui kemampuan mata manusia biasa. Bhikkhu yang seperti ini akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

7. Ketika hal ini dikatakan, bhikkhu Sariputta berkata kepada bhikkhu Maha Kassapa: "Avuso Kassapa, bhikkhu Anuruddha telah berbicara sebagaimana menurut beliau. Sekarang kami menanyakan kepada bhikkhu Maha Kassapa: " Avuso Maha Kassapa, Hutan pohon Sala Gosinga, sangat menyenangkan... bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga ?"

"Sariputta, dalam hal ini seorang bhikkhu yang dirinya sendiri berdiam di hutan dan menghargai kediaman di hutan, ia sendiri makan dari pindapata dan menghargai makan dari pindapata, ia sendiri mengenakan jubah dari kain bekas pembungkus mayat (pamsakulacavara) dan menghargai pemakaian ticivara, ia sendiri memiliki keinginan yang sedikit dan menghargai pemilikan keinginan yang sedikit, ia sendiri selalu puas dan menghargai kepuasan, ia sendiri tenang dan menghargai ketenangan, ia sendiri tidak terlihat (dalain keramaian) dan menghargai ketidak terlibatan (dalam keramaian), ia sendiri bersemangat dan menghargai semangat (viriya), ia sendiri memiliki sila yang sempurna dan menghargai sila sempurna, ia sendiri sempuma samadhinya dan menghargai kesempurnaan samadhi, ia sendiri sempurna kebijaksanaannnya (panna) dan menghargai kesempurnaan kebijaksanaan, ia sendiri sempurna kesuciannya (vimutti) dan menghargai kesempurnaan kesuciannya, pengetahuannnya (nana) dan penglihatannnya (dassana), juga menghargai kesempurnaan kesucian, pengetahuan dan penglihatan. Bhikkhu seperti ini akan memberikan penghargaan pada Hutan pohon Sala Gosinga.

8. Ketika hal ini dikatakan, bhikkhu Sariputta berkata kepada bhikkhu Maha Moggallana: "Avuso Moggalana, bhikkhu Maha Kassapa telah gagal berbicara sebagaimana menurut beliau. Sekarang kami menanyakan kepada Avuso Moggallana: Hutan pohon Sala Gosinga, sangat menyenangkan... bhikkhu bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga ?"

"Sariputta, dalam hal ini, ada dua orang bhikkhu terlibat dalam pembicaraan tentang Abhidhamma, mereka saling bertanya satu sama lain, masing-masing yang ditanya oleh yang lainnya menjawab tanpa merasa dipojokkan dan pembicaraan mereka berlanjut sesuai dengan dhamma. Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

9. Ketika hal ini dikatakan, bhikkhu Maha Moggallana berkata kepada bhikkhu sariputta: "Avuso Sariputta, kami semua telah berbicara sebagaimana menurut kami masing-masing. Sekarang kami menanyakan kepada bhikkhu Sariputta: 'Hutan pohon sala Gosinga sangat menyenangkan, malam disinari bulan, pohon-pohon Sala semua bermekaran, semerbak dan wanginya seakan-akan memancarkan aroma surgawi ; Bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga?'

"Moggallana, dalam hal ini, scorang bhikkhu berkuasa atas pikirannya sendiri, ia tidak membiarkan pikiran berkuasa atas dirinya: dia menghayati di pagi hari penghayatan atau pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di pagi hari: ia menghayati di siang hari penghayatan atau pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di siang hari; ia menghayati di sore hari penghayatan atau pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di sore hari. Misalkan seorang raja atau seorang menterinya memiliki baju yang penuh variasi warna di bagian dadanya, ia mengenakan di pagi hari setelah pakaian apapun yang ingin dikenakannya, mengenakan di sore hari setelah pakaian apapun dikenakannya,, demikian juga, seorang bhikkhu berkuasa atas pikirannya, ia tidak membiarkan pikiran berkuasa atas dirinya. Pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di sore hari. Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga'.

10. Kemudian Bhikkhu Sariputta berkata kepada para bhikkhu tersebut: "Para Avuso, kita semua telah berbicara sebagaimana menurut kita masing-masing. Marilah kita menghadap Sang Bhagava dan menceritakan hal ini. Bila Sang Bhagava menjawab, marilah kitamenghayatinya

"Baiklah, sahabat", jawab mereka.

Kemudian mereka pergi menghadap sang Bhagava, setelah memberikan penghorinatan kepada-Nya, mereka duduk di tempat yang tersedia. Setelah itu, Bhikkhu Sariputta berkata kepada sang Bhagava:

11. Bhante, Bhikkhu Revata dan Bhikkhu Ananda menemui saya untuk mendengarkan Dhamma. Saya mehhat mereka mendatangi, ketika saya melihat mereka, saya berkata kepada Bhikkhu Ananda: "Datanglah Avuso Ananda, selamat datang Avuso Ananda, pengiring Sang Bhagava yang selalu dekat dengan Sang Bhagava. Avuso Ananda, Hutan pohon Sala Gosinga sangat menyenangkan, malam disinari bulan, pohon-pohon Sala semua bermekaran, dan semerbak wanginya seakan-akan memancarkan aroma surgawi:bhikkhu yang bagaimanakah yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga?'

Bhante, ketika hal ini dikatakan bhikkhu Ananda berkata kepada saya:"Avuso Sariputta, seorang setelah belajar banyak .... (seperti pada alinea 4) ... untuk lenyapnya kecenderungan-kecenderungan (anusaya) laten. Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

"Baik, baik Sariputta, Ananda mengatakan sebenamya sebagaimana telah ia lakukan, karena ia telah belajar banyak dan merangkum apa yang telah dipelajarinya: berupa dhamma yang indah di awalnya, pada pertengahannya dan pada akhimya dengan pengertian dan ungkapan (yang benar), sebagaimana dianjurkan dalam kehidupan luhur yang benar-benar sempurna dan suci, dhamma semacam ini telah banyak ia pelajari, diingat, dirangkum secara lisan, diperiksa dengan pikiran, dan ditembusinya secara baik dengan pandangan (benar): dan ia mengajarkan Dhamma kepada empat kelompok manusia dengan kalimat-kalimat dan kata-kata yang lengkap dan tidak diragukan lagi demi lenyapnya kecenderungan-kecenderungan (anusaya) laten".

12. "Bhante, ketika hal ini dikatakan, saya berkata kepada bhikkhu Revata:'Avuso Revata ... (seperti disebut di atas)...bagaimanakah bhikkhu yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon sala Gosinga ?" Bhante, ketika hal itu dikatakan," bhikkhu Revata berkata demikian kepada saya: 'Sariputta, dalain hal ini seorang bhikkhu yang sedang dalain pengasingan diri ...(seperti pada alinea 5)... Bhikkhu semacam ini akan membri penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

"Baik, baik Sariputta. Revata berbicara sebenarnya sebagaimana telah ia lakukan, karena ia senang dalam pengasingan diri, merasa senang dalam pengasingan diri, mengabdikan dirinya terhadap ketenangan pikiran, tidak melalaikan Jhana, diberkahi pandangan terang dan scorang yang sering menetap ada pondok-pondok kosong.

13. "Bhante, ketika hal ini dikatakan saya berkata kepada Bhikkhu Anuruddha : ... (seperti 'pada alinea 6) ... macam bikkhu apakah yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga ? Bhante, ketika hal itu dikatakan. Bhikkhu Anuruddha berkata demikian kepada saya : "Sariputta, dalam hal ini, seorang bhikkhu semacam ini akan memberikan penghargaan terhadap Hotan pohon Sala Gosinga? "Bhante, ketika hal itu dikatakan bhikkhu Anuruddha berkata demikian kepada saya : "Sariputta, dalam hal ini, seorang bhikkhu menyelidiki alam semesta ... (seperti pada alinea 6) ... Bikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

"Baik, baik Sariputta. Anuruddha berbicara sebenarnya sebagaimana telah ia lakukan, karena Anuruddha menyelidiki alam semesta dengan mata dewa (dibbackkhu)yang suci dan melampaui kemampuan mata manusia biasa".

14. "Bhante, ketika hal ini dikatakan, saya berkata kepada bhikkhu Maha Kassapa: 'Avuso Kassapa ... (seperti pada alinea 7) ... Bagaimana bhikkhu yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga? 'Bhante, ketika hal itu dikatakan, bhikkhu Maha Kassapa berkata demikian kepada saya: Sariputta, dalam hal ini, seorang bhikkhu merupakan penghuni hutan ... (seperti pada alinea 7) ... Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga". "Baik, baik Sariputta. Kassapa berbicara sebenarnya bagaimana telah ia lakukan, karena Kassapa sendiri merupakan penghuni hutan dan seorang yang menghargai kediaman di hutan .... ia sempurna dalain pengetahuan dan pandangan tentang pembebasan".

15. "Bhante, ketika hal ini dikatakan, saya berkata kepada bhikkhu Maha Moggallana: 'Avuso Moggallana ... (seperi pada alinea 8) ... bhikkhu yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga? "Bhante, ketika hal itu dikatakan, bhikkhu Maha Moggallana berkata demikian kepada saya: "Sariputta, dalam hal ini, dua orang bhikkhu yang terlibat sebuah pembicaraan tentang Abhidhamma ... (seperti pada alinea 8) ... Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga". "Baik, baik Sariputta. Moggallana berbicara sebenamya sebagaimana telah ia lakukan, karena Moggallana adalah seorang yang membicarakan Dhamma".

16. Ketika hal itu dikatakan. Bhikkhu Maha Moggallana berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, kemudian saya berkata kepada bhikkhu Sariputta: 'Avuso Sariputta ... (seperti pada alinea 9) ... Bagaimana bhikkhu yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga?'

Bhante, ketika hal itu di katakan, bhikkhu Sariputta berkata demikian kepada saya: 'Moggallana, dalam hal ini seorang bhikkhu berkuasa atas pikirannya sendiri ... (seperti pada alinea 9) ... bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga. "Baik, baik Moggallana.

"Baik, baik Moggallana. Sariputta berbicara sebenarnya sebagaimana telah ia lakukan, karena Sariputta menguasai pikirannya sendiri, ia tidak membiarkan pikirannya berkuasa atas dirinya: ia menghayati di pagi hari; ia menghayati di siang hari penghayatan atau pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di siang hari; ia menghayati di sore hari panghayatan atau pencapaian apapun yang ingin dihayatinya di sore hari'.

17. Ketika hal itu dikatakan. Bhikkhu Maha Moggallana berkata kepada Sang Bhagava: "Siapakah yang telah berbicara dengan baik?" "Sariputta, semua telah berbicara dengan baik, masing-masing dengan caranya sendiri-sendiri. Dengarlah juga dariku bagaimana bhikkhu yang memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga: 'Sariputta, dalam hal ini, setelah seorang bhikkhu kembali diri pindapata dan selesai makan, ia duduk, melipat kakinya bersilangan,ia mengembangkan perhatian (sati) dirinya dan bertekad bahwa'saya tidak akan berhenti sampai pikiran saya terbebas dari noda-noda batin (asaya) karena timbulnya pengetahuan (nana). 'Bhikkhu seperti ini yang akan memberikan penghargaan terhadap Hutan pohon Sala Gosinga".

Itulah apa yang dikatakan oleh Sang,Bhagava. para bhikkhu merasa puas dan mereka berbahagia karena kata-kata Sang Bhagava.

Popular Posts