Skip to main content

Featured

034-Culagopalaka Sutta.

CULAGOPALAKA SUTTA Pendahuluan Seperti sutta 33, Sutta ini juga memperkenalkan kiasan mengenai penggem­bala cakap/mampu/tangkap dan tidak cakap tetapi mereka ini dipakai pada per­soalan subyek yang berbeda. Seorang penggembala (sapi) yang tidak cakap di­bandingkan dengan guru-guru agama yang tidak trampil di dalam dunia ini (karena mereka tidak tahu mengajar orang-orang hidup dengan penuh kedamaian, begitu juga guru lainnya karena mereka memilik kebahagiaan sendiri); dunia yang akan datang ( tidak mengetahui tindakan apa yang dianjurkan untuk mencapai kelah­iran kembali yang baik, atau memegang pandangan penghancur lainnya yang menya­takan tidak ada kehidupan berikutnya); yang menjadi milik Mara (seluruh dunia diliputi oleh keinginan dan hawa nafsu, sekalipun surga rasa keinginan atau buah atas dari keinginan itu menjadi milik Mara); apa saja yang bukan milik Mara (adalah dunia yang berupa atau tanpa rupa yang berada diluar jangkauan Mara; dasar mereka bukan keing

017-Vanapatthasutta.

VANAPATTHA-SUTTA

Demikianlah saya dengar.

Pada suatu waktu Sang Bhagava menginap di Jetavanārama milik Anathapindika, Savatthi. Di sana Beliau berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu."

"Ya, Bhante", jawab para bhikkhu.

Selanjutnya Sang Bhagava berkata:

"Para bhikkhu, saya akan menguraikan secara rinci kepada kamu sekalian tentang Khotbah Hutan Belukar (Vanapatta Sutta). Dengarkan dan perhatikanlah dengan baik apa yang akan saya katakan."

"Baiklah, Bhante," jawab para bhikkhu.

Sang Bhagava berkata: "Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dalam hutan belukar. Ketika tinggal di sana kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, makanan, tempat istirahat, obat-obatan guna menyembuhkan penyakit juga sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan hutan itu malam itu juga atau hari itu juga; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dalam hutan belukar. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini. Ia selayaknya meninggalkan hutan itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dalam hutan belukar. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan rumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan di sini". Ia selayaknya terus tinggal di hutan belukar itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya meninggalkan tempat itu.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dalam hutan belukar. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang semula belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya terus tinggal di hutan itu; ia tak selayaknya meninggalkan tempat tersebut.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di sebuah desa tertentu. Ketika ia di sana kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, dan juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan desa itu malam itu juga, atau hari itu juga; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di desa tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini. Ia selayaknya meninggalkan desa itu setelah mempertimbang-kannya dengan cermat; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di desa tertentu. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun, kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan di sini." Ia selayaknya terus tinggal di desa itu. Setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya meninggalkan tempat itu.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di desa tertentu. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang semula belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya terus tinggal di desa itu; ia tak selayaknya meninggalkan tempat tersebut.'

'Para bbikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota kecil tertentu. Ketika tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan kota kecil itu malam itu juga, atau hari itu juga; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang seorang bhikkhu tinggal di kota kecil tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tidak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini.” Ia selayaknya meninggalkan kota kecil itu setelah mempertimbangkan dengan cermat; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota kecil tertentu. Ketika ia tinggal di sana kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan di sini.” Ia selayaknya terus tinggal di kota kecil itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat,' ia tak selayaknya meninggalkan tempat itu.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota kecil tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi telah terkonsentrasi, noda batinnya yang semula belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya terus tinggal di kota kecil itu; ia tak selayaknya meninggalkan tempat tersebut.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota besar tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan kota besar itu malam itu juga, atau hari itu juga; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota besar tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini.” Ia selayaknya meningalkan kota besar itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota besar tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan di sini.” Ia selayaknya terus tinggal di kota besar itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya meninggalkan tempat.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di kota besar tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya terus tinggal di kota besar itu; ia tak selayaknya meninggalkan tempat tersebut.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di negeri tertentu. Ketika ia tinggal di sana kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit juga sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan negeri itu malam itu juga, atau hari itu juga; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di negeri tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini. Ia selayaknya meninggalkan negeri itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya terus tinggal di sana.'

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal di negeri tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini." Ia selayaknya terus tinggal di negeri itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya meninggalkan tempat itu.'

'Para bbikkhu, seorang bhikkhu tinggal di negeri tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang semula belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini.” Ia selayaknya terus tinggal di negeri itu; ia tak selayaknya meninggalkan tempat tersebut.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dengan orang tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya meninggalkan orang itu malam itu juga, atau hari itu juga tanpa pamit; ia tak selayaknya terus mengikutinya.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dengan orang tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh tidak menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi tidak terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan tidak disingkirkan, kebebasan tertinggi yang belum dicapai tidak dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya tak memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini. Ia selayaknya meninggalkan orang itu, setelah mempertimbangkannya dengan cermat dan pamit; ia tak selayaknya terus mengikutinya.

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dengan orang tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, namun kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit sulit diperoleh. Bhikkhu harus memperhatikan hal ini, tetapi ia patut merenung: "Saya pergi dari kehidupan berumah tangga ke kehidupan kebhikkhuan tidak untuk mendapatkan jubah, dana makanan, tempat istirahat dan kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit, namun saya memperoleh kemajuan (dalam dhamma) di sini." Ia selayaknya terus tinggal bersama orang itu setelah mempertimbangkannya dengan cermat; ia tak selayaknya meninggalkan orang itu.’

'Para bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal dengan orang tertentu. Ketika ia tinggal di sana, kesadarannya yang belum teguh menjadi teguh, batinnya yang belum terkonsentrasi menjadi terkonsentrasi, noda batinnya yang semula belum disingkirkan telah dikikis, kebebasan tertinggi yang belum dicapai telah dicapai, juga kebutuhan untuk hidup seperti jubah, dana makanan, tempat istirahat, kebutuhan obat guna menyembuhkan penyakit mudah diperoleh. Bhikkhu tersebut harus memperhatikan hal ini. Ia selayaknya terus tinggal bersama orang itu sepanjang hidup; ia tak selayaknya meninggalkan orang tersebut.

'Demikianlah yang dikatakan oleh Sang Bhagava. Para bhikkhu gembira dan senang dengan uraian Sang Bhagava.

Popular Posts